Jumat, 03 Juni 2011

WASIORRR??????

BAB I
PEMBAHASAN

Gambaran Umum






Wilayah Kabupaten Teluk Wondama memiliki luas 14.953,8 km2 yang sebagian besar berada di dataran pulau Papua Barat. Ada 5 gunung di Kabupaten Teluk Wondama, gunung tertinggi bernama Gunung Wondiboi dengan ketinggian mencapai 2.340 km dari permukaan laut. Sebagai daerah tropis sebagaimana daerah lain di Indonesia, wilayah Kabupaten Teluk Wondama mempunyai topografis daerah pantai, dataran rendah hingga pegunungan yang berbatasan dengan kabupaten lain.
1.      Administrasi Pemerintahan
Kabupaten Teluk Wondama meruapakan suatu kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Manokwari, berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 diperoleh batas-batas administrasi sebagai berikiut ini :
a.       Sebelah Utara :Distrik Ransiki Kabupaten Manokwari dan Teluk Cendrawasih
b.      Sebelah Selatan:Distrik Yaur Kabupaten Nabire
c.       Sebelah Barat:Distrik Kuri dan Idoor Kabupaten Teluk Bintuni;
d.      Sebelah Timur:Distrik Yaur Kabupaten Nabire.
Sejak awal tahun 2005 kabupaten Teluk Wondama terdiri dari 7 pemerintahan Distrik dan 56 pemerintahan Kampung Dalam perkembangan selanjutnya, terutama pada tahun 2008, untuk meningkatkan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam rangka mendekatkan pemerintahan di tengah-tengah rakyat, maka dibentuklah 6 (enam) pemerintahan Distrik dan 3 pemerintahan Kampung. Dengan demikian, sejak tahun 2008, Kabupaten Teluk Wondama terdiri dari 13 (tiga belas) Distrik dengan jumlah Pemerintahan Kampung sebanyak 75 (tujuh puluh lima) dan 1 (satu) pemerintahan Kelurahan. Adapun kerincian pembagiannya sebagai berikut:
No
Nama Distrik
Luas
Jumlah Kelurahan
1
Naikere (Wosimo)
1.772,2
6
2
Wondiboy (Wondiboy)
233,1
4
3
Rasiey (Rasiey)
1.041,0
9
4
Kuri Wamesa (Nanimori)
678,0
6
5
Wasior (Wasior I)
1.158,2
10
6
Teluk Duari (Aisandami)
1.152,0
4
7
Roon (Yende)
1.890,0
6
8
Windesi (Windesi)
594,0
5
9
Nikiwar (Werabur)
476,1
5
10
Wamesa (Sabubar)
792,0
5
11
Roswar (Yomber)
1.099,0
4
12
Rumberpon (Yembekiri I)
2.984,2
7
13
Rumberpon (Yembekiri I)
1.081,0
3

2.      Kondisi Topografi
Kabupaten Teluk Wondama secara garis besar mempunyai bentuk permukaan yang bervariasi, mulai dari dataran rendah, berbukit sampai bergunung. Sebagian besar wilayahnya berbentuk bukit dan gunung, sedangkan dataran rendah dominan terletak di daerah pesisir pantai. Ketinggian permukaan tanah berkisar 0 – 2.239 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan bentuk permukaan paling tinggi yaitu puncak Pegunungan Wandamen (Wondiboi). Status pegunungan ini merupakan cagar alam yang luasnya sekitar 73.002 ha. Dataran pegunungan ini termasuk dalam wilayah Distrik Wasior yang membujur ke sebelah Utara membentuk semenanjung.
Selain itu terdapat beberapa gunung lain, yaitu Gunung Waropen dengan ketinggian 0 – 541 m dpl dan Gunung Waisa 0 – 957 m dpl yang terdapat di Kawasan Wasior serta Gunung Wamiaru 0 – 865 m dpl dan Gunung Tasubar 0 – 868 m dpl yang terdapat di Kawasan Windesi, wilaah kabupaten Teluk Wondama berdasarkan ketinggian tempat dapat diklasifikasikan sebagai berikut
a.       Ketinggian 0-100 m diatas permukaan laut, Merupakan dataram rendah yang sebagian besar berada diareal pesisir pantai
b.      Ketinggian 100-1000 m diatas permukaan laut, Kawasan ini merupakan kawasan perbukitan yang hampir terdapat di seluruh wilayah distrik dalam wilayah Kabupaten Teluk Wondama.
c.       Ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan laut, Wilayah dengan ketinggian ini merupakan dataran tinggi pegunungan seperti pegunungan Wondiboy
3.      Kondisi Iklim
Wilayah Kabupaten Teluk Wondama dipengaruhi oleh iklim tropis basah yang bercirikan curah hujan tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di Kabupaten Teluk Wondama ini sesuai dengan letak geografinya yakni iklim hutan tropika basah dengan suhu udara berkisar antara 22,9– 33 C.
Curah hujan wilayah ini berkisar antara 1400–4900 mm/th. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari mencapai 412 mm. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Desember mencapai 162 mm. Jumlah hari hujan berkisar antara 144 – 312 hari/tahun. Hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei mencapai 26 hari, sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bulan Maret dan Agustus mencapai 12 hari.
4.      Penggunaan Lahan
Secara garis besar penggunaan lahan di Wilayah Kabupaten Teluk Wondama sebagaimana kabupaten-kabupaten di Wilayah Provinsi Papua lainnya, masih didominasi oleh penggunaan lahan hutan sebesar 86,20% dari total luas wilayahnya. Adapun penggunaan lahan Kabupaten Teluk Wondama terdiri dari pemukiman/pekarangan, ladang/ tegalan, semak belukar, hutan, rawa dan jalan.
Penggunaan lahan pemukiman di Kabupaten Teluk Wondama secara garis besar terkonsentrasi di pusat-pusat pertumbuhan seperti di Wasior dan Windesi yang berada di sekitar pesisir pantai. Adapun luas pemukimannya sekitar 19.253 ha, termasuk luas pekarangan atau lahan usaha (pertanian). Sedangkan untuk luas jalan hanya 0,04% dari luas lahan secara keseluruhan. Pola penggunaan lahan pada dasarnya merupakan gambaran sejauh mana aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumberdaya lahan, baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan sosial ekonominya.
Analisis Penyebab Bencana Banjir Wasior
Kota Wasior, Teluk Mondama, Papua Barat telah mengalami banjir bandang pada tanggal 4 Oktober 2010. Kebnayakan orang pasti berpendapat bahwa bencana ini terjadi akibat aktivitas pembalakan liar (illegal logging). Namun kita tidak boleh langsung berasumsi penyebab utamanya adalah penebangan liar, adapun beberapa paramater yang bisa dijadikan pertimbangan dari bencana banjir tersebut seperti :
a.       Kemiringan Lereng
Dari gambaran umum Kabupaten Teluk Wondama memiliki permukaan yang bervariasi, sebagian besar permukaan ini didominasi oleh perbukitan. Selain itu juga terdapat pegunungan ang menjulang tinggi dengan kemiringan hingga lebih dari 1000 m diatas permukaan laut, berikut ini merupakan klasifikasi kemiringan lereng
1.      Menurut ASDAK
Menurut ASDAK sistem klasiikasi kemiringan lereng dibedakan menjadi 5, yaitu :
1.      0-8 %               = datar
2.      8-15 %             = landai
3.      15-25%                        = agak curam
4.      25-45%                        = curam
5.      .> 45                + sangat curam            
2.      Menurut Sitanala Arsyad
Menurut nya klasifikasi kemiringan lerengdapat dibagi menjadi 7 bagian, antara lain
1.      0-3 %               = datar
2.      3-8 %               = landai
3.      8-15%              = agak miring
4.      15-30%                        = miring
5.      30-45%                        = agak curam
6.      45-65%                        = curam
7.      .> 65                + sangat curam
Adapun pengaruh kemiringan lereng terhadap potensi bencana yang terjadi padat ahun 2010 lalu dapat  dilihat melalui citra satelit sebagai berikut :









Gambar Kemiringan Lereng Citra Satelit
Berdasarkan citra di Google Earth di atas kita ketahui bahwa nilai jarak mendatarnya adalah 7,67 Km dan beda tingginya 1964 meter Berdasarkan data tersebut dapat kita dapat menarik kesimpulan bahwa kemiringan lereng di Wasior adalah (1964/7670) x 100% = 25,6 % atau 56,89 derajat, maka dalam klasifikasi menurut ASDAK dan Sitanala Arsyad wasior merupakan kawasan yang termasuk dalam kategori sangat rawan terhadap bencana longsor karena lerengnya yang curam.
b.      Tekstur Tanah
Teluk Wondaman secara morfologis DAS Manggurai di Wasior dibagi menjadi dua bentuklahan utama yaitu lereng perbukitan struktural dan langsung berbatasan dengan dataran alluvial pantai, Wasior pada dasarnya dataran alluvial yang terbentuk dari proses sedimantasi maka logikanya daerah yang terbentuk atas sedimentasi akan rentan terhadap banjir pula, sebuah daerah yang terbentuk dari sedimentasi atau tepatnya delta akan mudah tergerus jika terdapat intensitas air yang melebihi kekuatan daya tampung tanah, hal ini menyebabkan di dataran alluvial pantai secara morfologis memiliki peluang kejadian banjir tinggi.

c.       Tutupan Lahan (Vegetasi)
Permasalahan terbesar yang sering kali di jadikan alasan bencana yang ada di teluk Wasior adalah kasus vegetasi penutup lahan yang semakin berkurang, berkurangnya vegetasi penutup lahan yang dapat diidentifikasikan dari citra satelit dibawah ini.






Gambar Perbandingan Tutupan Vegetasi

Berdasarkan  citra tersebut dapat dibandingkan porsi daerah yang  gundul dengan daerah yang masih banyak ditutupi vegetasi, pada gambar tersebut daerah yang ang gundul terlihat pada poligon yang berwarna putih. Meskipun tidak melihat langsung ke lokasi terjadinya bencana tapi potensi vegetasi juga bisa di masukkan menjadi parameter penyebab terjadinya banjir.
d.      Pengaruh Iklim
Faktor utamanya adalah curah hujan dengan intensitas tinggi, serta adanya bendung alami yang terbentuk dari longsor tebing sungai yang membawa material lumpur, batu dan pohon-pohon  besar menutupi badan sungai, Akibat akumulasi curah hujan sehingga bendung tersebut tidak kuat menahan dan akhirnya tergerus, maka terjadilah banjir bandang


Secara endogen yang terjadi wilayah ini  dipengaruhi adanya tektonisme yang telah terkena tenaga dari luar (eksogen, dari sudut pandang geomorfologi), wilayah ini merupakan suatu kipas alluvial yang menandakan bahwa adanya aliran sediment dari daerah hulu ke daerah hilir yang secara otomatis sediment tersebut dibawa oleh tenaga air, sehingga kemungkinan banjir yang aa pada wilayah ini merupakan banjir bandang yang mempunyai system periodik. Banjir periodic ini terjadi karena adanya karakteristik dari DAS yang mempunyai bottle neck dimana air siap untuk meluncur ketika kondisi sudah dalam keadaan jenuh. Apabila benar merupakan suatu banjir bandang periodik maka kemungkinan dapat terjadi benjir yang serupa puluhan tahun yang akan datang dan inilah kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ditinjau dari sudut pandang faktor fisik tidak faktor lingkungan.
KESIMPULAN

Berdasarkan penyusunan makalah ini dapat ditarik beberapa asumsi bahwa penyebab bencana alam banjir yang berada di Wasior meliputi :
1.      Akibat dari kemiringan lereng yang terlalu curam hingga mencapai 55 %.
2.      Tekstur tanah yang berasal dari proses sedimentasi sehingga rentan terhadap banjir.
3.      Semkin berkurangnya vegetasi penutup akibat dari penebangan liar.
4.      Pengaruh iklim karena terlalu lebatnya hujan yang turun sebelum bencana terjadi.


















DAFTAR PUSTAKA




TIPE – TIPE VEGETASI PERAIRAN TAWAR DAN ASIN DAERAH PEDALAMAN



Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71 % permukaan bumi. Air sebagian besar terdapat di laut ( air asin ) dan lapisan – lapisasn es ( di kutub dan puncak – puncak gunung ), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Secara umum kita mengenal dua jenis air, yaitu air tawar dan air asin.Air tawar adalah air yang tidak banyak mengandung banyak garam dan dapat diminum oleh manusia dan biasanya terdapat di daerah daratan seperti : danau, sungai, salju, dan es.  Sedangkan air asin lebih sering berarti air dari laut dan samudra. Air ini juga di sebut air laut. Air asin ialah lawan air tawar.
Adapun persebaran  air yang berada di daratan di sebut perairan tawar , sedangkan persebaran air yang berada di daerah laut dan samudra di sebut dengan perairan asin. Dalam hal ini pengruh iklim dan cuaca akan mengakibatkan berbagai macam fenomena yang ada di darat maupun dilaut.
Perang siklus hidrologi yang di sesuaikan dengan daerah penyebaran akan menjadi faktor poko dalam hal pengetahuan kadar air yang ada dimuka bumi ini. Memang dalam pembagian kualitas air yang berada dimuka bumi, dibedakan menjadi dua yaitu air tawar dan air asin yang keduanya akan mempengaruhi langsung pada tipe- tipe vegetasi yang berada diatasnya sebagai unsur pokok dalam kehidupan makhluk hidup yang berada di suatu  tempat tertentu.
Segala daerah di bumi ini akan menjadi objek kajian geografi pada khususnya geografi tumbuhan yang digunakan untuk mengetahui persebaran tumbuhan yang hidup di tempat tertentu. Selain itu juga disini akan dibahas tentang spesifikasi geospasial berada dipedalaman yang memungkinkan kehidupan vegetasi yang dilihat dari persebaran keruanganya pada jenis air asin dan tawar.
Daerah pedalaman merupakan daerah yang masih belum banyak aktifitas yang dilakukan manusia dalam suatu kehidupan di ekosistem tertentu.
  1. PERAIRAN TAWAR
Ciri – ciri perairan tawar meliputi,
  1. Kadar garam atau salinitas sangat rendah, bahkan lebih rendah dari kadar garam protoplasma organisme akuatik.
  2. Variasi suhu sangat rendah
  3. Penetrasi cahaya matahari kurang
  4. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Yang termasuk ekosistem air tenang adalah empang, rawa, kolam, danau dan rawa. Sedangkan yang termasuk air mengalir adalah sungai dan sumber air.
Ekosistem memiliki ciri-ciri antaralain
Ø  variasi suhu tidak menyolok
Ø  Penetrasi cahaya kurang
Ø  Terpengaruh oleh iklim dan cuaca
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang , sedangkan lainnya tumbuhan biji.
FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS DI PERAIRAN TAWAR
  1. SUHU
Meskipun suhu air lebih stabil daripada suhu udara, tetapi suhu air tetap merupakan faktor pembatas karena kebanyakan organisme perairan bersifat stenothermal.
  1. KECEPATAN ATAU KEJERNIHAN
Kekeruhan dapat disebabkan oleh partikel liat dan lumpur yang merupakan faktor pembatas produktivitas. Kekeruhan juga dapat disebabkan plankton dan organisme lain dan hal ini merupakan indikator atau indeks kesuburan perairan air asin.
  1. ARUS ATAU ALIRAN AIR
Arus menentukan distribusi gas, garam dan organisme kecil. Sehingga dapat mempengaruhi pembatas- pembatas persebaran/ agihan vegetasi yang erada di sepanjang daerah distribusi vegetasi dalam berkembang biak dan mengalami pertumbuhan.
  1. KONSENTRASI GAS PERNAPASAN
Ketersediaan konsentrasi CO2 dan O2 yang banyak digunakan vegetasi dalam melakukan fotosintesis akan mejadi faktor yang cukup signifikan dalam hal perkembangan dan melanjutkan kegiatan produksi makanan sendiri.
  1. KONSENTRASI GARAM BIOGENIK
Hubungannya dengan pengaturan tekanan osmoregulasi, yaitu berkenaan dengan tingkat kualitas air yang digunakan proses perkembangbiakan secara alami. Dengan kata lain akan semkin mudah dalam melanjutkan kehidupan selanjutnya.

MACAM-MACAM GANGGANG YANG HIDUP DI PERAIRAN TAWAR :
A. CHLOROPHYTA BERBENTUK BENANG
  1. SPYROGYRA
Ganggang ini didapatkan disekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel dapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetativ dengan fragmentasi sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.

  1. OEDOGIUM
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan. Reproduksi vegetativ dilakukan sisetiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generativ adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Spermazoid membuahi ovum dan terbentuk zigod. Zigod akan tumbuh membentuk individu.

B. CHLOROPHYTA BERBENTUK LEMBARAN
Image      Chlorophyta berbentuk lembaran seperti :





 ( Chara )
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk  talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas – ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum.
Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.
           
  1. PERAIRAN ASIN
Perairan air biasanya banyak dijumpai pada perairan laut. Adapun komunitas pada laut dapat dibagi menjadi zona photic (dapat ditemukan adanya fitoplankton, zooplankton, dan ikan) serta zone aphotic (area yang tidak dapat ditembus oleh sinar matahari). Komunitas laut juga dapat dibagi berdasarkan kedalamanya, yaitu zona antertidal, yaitu daerah yang berbatasan dengan daratan., zona neretic merupakan daerah yang relatif dangkal yang meluas ke pinggiran selat suatu benua, zona ascenic merupakan daerah di sekitar zona neretic, serta zona banthhic di permukaan dalam laut. Zona abisal merupakan daerah di zona benthic yang tidak dapat ditembus cahaya. Estuari merupakan muara sungai dan merupakan tempat yang paling produktif karena disinilah tempat reproduksi udang, moluska, ikan, dan lain sebagainya.
Air asin mengandung garam. Kita tidak dapat meminum air asin karena garam air membuat kita dehidrasi, badan kita akan kehilangan lebih banyak air yang diminumnya. Namun, banyak jenis ikan, hewan dan tanaman yang berbeda tinggal di air asin, sinar matahari dapat tembus sampai ke dasar laut.  Tumbuhan tersebut antara lain adlah :
·         Rumput laut
·         Lumut dan ganggang
·         Fitoplankton (hanya dapat dilihat dengan mikroskop karena sangat kecil)
Air asin di laut merupakan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Air yang berada pada perairan asin merupakan campuran dari 95,6% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam garaman, gas – gas terlarut, bahan – bahan organik dan partikel – partikel tak terlarut.  Sifat – sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5 % air murni.
Vegetasi di perairan asin dapat dibedakan menjadi lautan, estuari dan terumbu karang yang akan dijelaskan lebih kongkrit sebagai berikut :
a.      Laut
            Habitat laut (oseanic) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggidengan ion CI- mencapai 55% terutama di darah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik suhu sekitar 25 derajad celcius. Perbedaan suhu atas dan bawah tinggi. Contoh tumbuhan yang hidup di daerah perairan ini seperti ulva :


Image




            Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti lembaran daun. Berkembang biak secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigod (Z2n). Zigod berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid. Batas antara lapisan air atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut dengan termoklin.
Di daerah dingin suhu air laut merata sehingga iar dapat bercampur, sehingga darah permukaan laut tetap subur sehingga banyak terdapat vegetasi, plankton dan ikan.  Adapun habitat dalam laut dapat dibedakan berdasarkan kedalaman dan wilayah permukaannya secara horisontal.
Adapun pembagian daerah tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Daerah litoral / daerah pasang surut
Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan laut lainnya. Jadi pada daerah ini terdapat vegetasi – vegetasi yang cukup banyak, hal ini dikarenakan karena pada daerah ini sinar matahari dapat masuk dalam permukaan, sehingga tumbuhan – tumbuhan dapat menyerap cahaya matahari untuk proses kelangsungan fotosistesis. Adapun contoh tumbuhan pada daerah ini adalah seperti rumput laut dan  terumbu karang.
2.      Daerah Neritik
Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini mencapai 200 meter.  Tipe Vegetasi yang hidup di daerah ini seperti
3.      Daerah Batial atau Daerah Remang – remang
Daerah Batial adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 meter samapai 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari. Oleh karena Organisme yang hidup di daerah ini tidak sebanyak daerah neritik. Tipe vegetasi yang hidup di daerah ini meliputi
4.   Daerah Abissal
Daerah abissal adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1800 meter. Di wilayah ini suhunya sangat dingin sehingga tidak ada tumbuh – tumbuhan yang hidup di zone ini.
b.      Estuaria
Estuaria (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuaria sering dipagari oleh lempeng lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari air sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain:
  1. Rumput rawa garam
  2. Ganggang (Algae)
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas. Tumbuhan ganggang anyak yang bersel tunggal dan juga da yang bersel banyak dengan betuk serupa benag atau lembaran. Ciri- ciri ganggang :
  1. Tubuh ganggang banyak yang terdapat zat warna
  2. Ganggang bersifat autrotrof (dapat menyusun makananya sendiri)
  3. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat- tempat yang lembab
Karena tempat yang berbeda- beda maka ganggang dapat dibagi menjadi beberapa kelas yang antara satu dengan yang lain memiliki ciri dan sifat tertentu sesuai dengan ekosistemn setempat. Antara lain kelas ganggang dapat dikelaskan menjadi : cyanopyta (ganggang biru), cloropyta (ganggang hijau), chlisopyta (ganggang keemasan), phaeopyta (ganggang cokelat) dan rhodopyta (ganggang merah).
  1. Fitoplankton
Fitoplanktom merupakan unit terkecil dari vegetasi yang ada di laut yang hanya dapat dilihat melaluio mikroskop. Kaerna ukuranga yang mikroskopik, maka fitoplankton banyak yang digunakan sebagai sumbe makanan bagi ikan- ikan kecil yang memanfaatkan kehidupan tumbuhan tersebut yang dapat dilakukan dalam berbagai rantai makanan makluk hidup yang berada disekitarnya.
Komunitas hewanya antara lain berbagai cacing, kkerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadi estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makanbagi vertebrata semi air yaitu unggah air.

c.       Terumbu karang
Terumbu karang merupakan habitat alami fauna yang ada diperairan asin, karena berbagai macam manfaat dan fungsi sebagai tempat hidup makhluk hidup yang berada dilaut, maka terumbu karang juga dapat mencegah terjadinya abrasi laut. Keadaan terumbu karang yang jarang dan tidak seimbang akan menyebabkan berbagai macam kehidupan laut akan terganggu dan cepat punah. Maka dari itu sebagai vegetasi air asin yang banyak ditemukan di daerah laut dan pantai, hidupnya pula dipengaruhi oleh kualitas air dan ekosistem yag ada disekitarnya.
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus terdiri dari karang batu  dan organisme- organisme lain.  Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus oleh cahaya matahari, sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang disominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok cnidaria yang mengsekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam- macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hiidup karang lain dan ganggang.

DAERAH PEDALAMAN SEBAGAI TEMPAT ALAMI VEGETASI HIDUP

Daerah pedalaman yang dimaksud bukan merupakan daerah terisolir dan belum terdapat banyak kehidupan yang berada disana. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa daerah pedalaman yang masih terdapat aktivitas vegetasi dan makhluk hidup dimana unsur- unsur pengaruh dalam suatu ekosistem belum banyak terjadi. Seperti terdapatnya pengaruh kualitas air yang banyak dilakukan manusia dalam kegiatan produksi dan menggantungkan diri terhadap alam sekitar.
Kecenderungan fenomena yang terjadi ialah banyak diantra daerah pedalam yang masih terdapat sumber- sumber pokok dalam kelangsungan hidup vagetasi, sehingga dalam perkembangbiakanya mengalami kesempurnaan sesuai dengan keadaan dan struktur tumbuh tumbuhan tertentu. Daerah pedalaman dapat digolongkan sebagai berikut :
  1. Daerah hutan bakau dan pegunungan lepas
  2. Daerah debt air sungai yang mengalami perluasan
  3. Daerah pantai yang belum ada campur tangan makhlukhidup penggangu dalam konteks siklus kehidupan
  4. Daerah yang terbentuk dari proses solusional
  5. Daerah tangkapan air

HAL YANG MENJADI PERBEDAAN FAKTOR KUALITAS AIR ASIN DAN TAWAR
  1. Keadaan air yang masih belum banyak terdapat pengaruh dari luar
  2. Bentang alam yang masih banyak ekosistem alamiahnya
  3. Keterkaitan kondisi geologi yang mengakibatkan susunan batuan permeabel/ nonpermeabel tertentu
  4. Iklim fisis yang relatif konstan
  5. Adanya vegetasi lain yang menjadikan tumbuhan tertentu dapat hidup disuatu tempat sebagai hasil dari adaptasi di lingkungan setempat.